19 Desember 2013, tanggal itu kami berangkat dari tanah air
ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umrah bersama. Yang ada di rombongan
keluarga ialah saya, ibu, bapak, eyang Ambar dan Eyang Mien.
Kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, dengan pesawat
Qatar bersama travel Patuna.
Perjalanan dari sini menuju Madinah kira kira 9 jam, tapi terasa seperti 1 jam karena nonton film dan tidur terus. Itupun juga pakai transit di Doha, Qatar, transit yang singkat.
Sampai di Airport Jeddah, kami disambut oleh ustad-ustad
dari Patuna dan bus Higer yang akan membawa kami ke Madinah. Ustad di bus kami
(4) adalah Ustad Harris Ustad Muslim. Ustad Harris umurnya cukup tua,
berprofesi sebagai guru dan tinggal di Kudus, sementara Ustad Muslim masih
muda, orangnya lucu dan banyak senyum, ia sekolah di Arab juga bergabung dengan
Patuna.
Pertama kali sampai Madinah, ternyata anggapan kita tentang
suhu disana sangat jauh, ternyata dingin angin. Hotel kami yaitu Royal Dyar,
berdekatan dengan Masjid Nabawi, tinggal keluar dan jalan tidak sampai 5 menit.
Melewati antara gedung-gedung dan hotel, sebuah tugu jam tempat bertengger
burung dan sampai di Masjid Nabawi.
Subhanallah, ternyata Masjid Nabawi lebih megah dan besar daripada
yang saya duga, sampai penjaga saja pakai mobil di halaman masjid untuk
patroli. Don’t worry, halaman masjid dibersihkan dengan mobil pembersih sebelum
shalat, didalam masjid juga petugas kebersihan mondar-mandir mengepel.
Di halaman masjid terdapat banyak pasak-pasak putih hampir
setinggi atap masjid, yang ketika siang hari dibuka menjadi payung. Pintu
masuknya amat besar yang berwarna emas, di langit-langit ada 5 kubah besar
bercorak, bergeser di siang hari membiarkan cahaya masuk. Jalan besar di tengah-tengah
masjid, membelah shaf di kiri kanan, dengan kontainer air Zam-Zam dan rak
sepatu di sepanjang jalan. Tiang berada diseluruh masjid beserta lengkungan
strip biru putih yang tersusun rapi, terlihat lurus dari segala sudut.
Bagian paling depan dan kiri masjid merupakan bangunan pada
saat pertama kali dibangun, dibatasi oleh tiang dengan rumbai hijau diatasnya.
Di bagian ini, terdapat tempat muazin, tempat imam, dan di pojok kiri adalah
Raudhah.
Raudhah merupakan makam dari Nabi Muhammad SAW, Khalifah Abu
Bakar As Sidiq dan Khalifah Umar bin Khattab. Makamnya bersebelah-sebelahan,
ditutup dan dipagari, bertulisan hijau diatasnya. Dianjurkan untuk berdoa,
menyampaikan salam dan shalat sunnah dua rakaat karena di Raudhah ialah
bagaikan taman surga. Alhamdulillah saya sempat berdoa dan menyampaikan salam,
tapi sayang belum sempat shalat sunnah. Jalan ke Raudhah ketika pagi dan malam
dibatasi untuk memberi kesempatan pada wanita berdo’a dan shalat di Raudhah.

Waktu Shalat
Jum’at, Masjid yang luasnya lebih dari 100.000 m2 ini bisa penuh
sampai di halamannya. Bus kita datang jam 11 lebih, kita buru-buru pergi ke
masjid, tetap tidak dapat sajadah. Bedanya masjid disana, tidak ada kotak amal
karena sebagian besar masyarakat sudah sejahtera, malah di jalan-jalan masjid
disediakan air Zam-Zam gratis untuk jamaah.
Begitulah
setiap hari kami shalat 5 waktu disana, karena tentu tidak mau rugi pahala. Di
masjid kegiatan yang ada hanya ibadah, shalat, shalat sunnah, berdo’a dan
mengaji, adapun yang main hp biasanya membaca Qur’an dari hp. Waktu itu, malam
hari rombongan bapak-bapak dan saya dengan ustad Harris ziarah ke Raudhah untuk
berdo’a dan salam, sekalian kita mengelilingi masjid, ternyata masjidnya luaaas
sekali. Di Madinah masih ada ziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Jabal magnet
dan lain-lain dan di lain tulisan, sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar