Rabu, 28 September 2022

JKT48 Was Wrong, Aku Takut pada Luka dan Sakit

Setelah kurang lebih 4 tahun, saya membuka kembali halaman blogspot yang sangat saya cintai dan banggakan ini, ya ini merupakan influence dari guru SMP saya. Saya melihat banyak sekali perjalanan yang telah saya lalui dan saya tuliskan di blog ini, rasanya saya sudah bertambah dewasa, tapi apakah benar begitu? Dalam 4 tahun yang tak tertuliskan ini, saya melalui timeskip fase kehidupan saya sebagai mahasiswa, yang mungkin akan saya ceritakan di lain kesempatan. Disini saya ingin bercerita sedikir mengenai kedewasaan dan sejauh apa saya telah menjalani proses kedewasaan tersebut sampai saat ini.

Saya buka dengan sedikit intermezzo, zaman SMP dulu terkenal sebuah idol group yang merupakan sister group yang terkenal dari Jepang, cabang Indonesia dari group tersebut adalah JKT48. Singkat cerita dalam 4 tahun ini sebuah social platform berbasis video bernama tiktok menjadi viral, dan salah satu kreator yang viral pada tahun 2022 adalah member JKT48 itu. Sejak momen itu, JKT48 menjadi pengisi hari-hari saya, pemberi energi ketika saya sedang tidak semangat dan oshi saya (Adel) telah membersamai saya melewati masa-masa sulit, walaupun interaksi terbatas namun kehadiran oshi dan JKT48 sangat berharga bagi saya. Tulisan ini tak lain membahas titik rendah lain dalam hidup saya saat ini.

Sampailah pada saat ini, saya sudah lulus kuliah dan sudah bekerja. Titik tertinggi dalam hidup saya saat ini langsung disusul dengan titik terendahnya juga, saya akan mengingat pernah menulis blog ini ditengah jam kerja karena saya sekali lagi merasa takut akan proses pendewasaan ini. Jujur saja.

Rasa takut saya bisa datang dalam berbagai bentuk, misalnya takut gagal, takut akan ketidakpastian, takut akan respon dari orang lain. Ya tentu saja saya merasakan semua itu ketika menjadi fresh graduate yang untuk pertama kalinya bekerja dan terjun ke dunia nyata. Efek dari takut, bagi saya agak berbeda, lain dari kecemasan yang ditimbulkannya, bagaimana respon seekor hewan ketika ia takut? Instingnya akan bekerja.  Insting saya memperingatkan saya tentang red flag dari perusahaan ini, secara keseluruhan, yang sebenarnya saya sudah ketahui beritanya dan resikonya dari cerita-cerita di media sosial. Sayangnya kali ini saya sudah terjebak didalamnya dengan janji upah yang menarik, sebuah benefit jika dilihat dari kacamata orang lain mengingat zaman pandemi ini (oiya saya lupa cerita tentang kiamat sugro satu ini) sangat sulit mencari kerja.

Baru kali ini saya merasakan bahwa, hidup itu tidak akan selalu berjalan mulus. Selama ini yang saya tahu hanya sekolah SD, lalu lulus dan masuk SMP, lulus dan masuk SMA, masuk kuliah jalur undangan, tau tau lulus dan dapat kerja. Jalan hidup saya menurut saya tidak ada cacatnya selama ini, dan menjalaninya juga terasa mudah. Sampai Allah memutuskan untuk memberi saya ujian melalui pekerjaan ini. Sejauh ini saya belum menghasilkan apa apa dan masih di square one mencoba mengejar ketertinggalan saya, mempelajari ulang semua yang saya kira sudah saya pahami dan menemukan bahwa tidak seperti itu cara kerjanya. Selama ini saya yang selalu terbantu oleh lingkungan yang suportif terhalangi barrier komunikasi (antar negara pula), wfh, dan rekan rekan kerja yang luar biasa cerdas, namun masalahnya saya berpikir bahwa saya tidak sedang bergaul dengan manusia di tim ini.

Sedih? Iya. Frustrasi? Iya. Ingin kabur? Jika yang terbaik adalah untuk tidak melanjutkan nya maka iya.

JKT48 was wrong, masa depan ternyata seburuk itu. Tidak seperti yang mereka nyanyikan di Fortune Cookie.

Saat menulis ini saya masih belum mendapat pencerahan mengenai tugas probation saya, dan sejujurnya saya tidak yakin bisa meneruskan bekerja dengan kondisi hati seperti ini, kemampuan saat ini dan lingkungan seperti ini. Lebih baik saya gagal secepatnya dan menempuh jalur yang lain, yang saya putuskan sendiri dan pertanggungjawabkan. Pegangan saya tinggal Allah semata. Jika ternyata diri ini masih bisa berkembang maka mampukanlah, dari segala aspek agar saya bisa menjalankan values saya dalam bekerja, yaitu memberikan kontribusi yang bermakna dan menjadi bermanfaat, tidak hanya kerja kejar target dan gajian.

 Motivasi duniawi saya berasal dari orangtua dan teman teman lama saya. Ditambah energi positif yang saya peras dari grup JKT48 ini. Dalam salah satu lagu JKT48 berjudul First Rabbit, liriknya berbunyi 

Aku tidak takut pada luka dan sakit
Apapun yang terjadi, ku takkan gentar
Pergi untuk mencari impian milikku
Ayo jadi kelinci yang pertama

Lagu yang makna nya cukup dalam ini dibawakan dalam tarian dan nyanyian yang lebih cocok ditonton anak-anak remaja, namun uniknya yang dapat memahami makna dari lirik tersebut adalah orang dewasa, jangan heran ketika menemukan banyak orang dewasa di panggung JKT48. Makna tersebut akan berarti apabila kita mengikuti perjalanan dan keseharian sang member selama di JKT48. Rasa lelah dan sakit pasti mereka rasakan dengan ada tuntutan untuk teater setiap akhir minggu dan kegiatan serta latihan yang mereka jalani hampir setiap hari diluar dari kehidupannya sebagai siswa maupun mahasiswa. Masih ada lagi di bait berikutnya.

Setiap terluka jadi makin dewasa
Air mata mengalir, dada t’rasa sakit
Meski begitupun ku tak akan menyerah
Ayo jadi kelinci yang pertama

Ini unik, menjadi dewasa tidak ditentukan oleh umur, namun bagaimana respon kita menghadapi tantangan dalam hidup, seiring waktu maka tantangan tersebut bertambah. Akhirnya setiap luka hati akan mendewasakan kita, karena dibalik luka terdapat kegigihan untuk meraih impian. Masalah menghadapi struggle untuk meraih impian, saya kalah dengan member-member remaja JKT48 ini, mereka mengorbankan masa muda untuk latihan dan perform sebagai member, agar dapat meraih impiannya entah itu menjadi entertainer, artis dsb. Akhirnya menjadi kelinci yang tidak tersesat lagi di dalam hutan dan telah keluar dari lubang yang gelap, menjadi seseorang yang berhasil melampaui rasa takut dan meraih kedewasaan dengan keluar dari zona nyamannya.

Kembali lagi saya mengintrospeksi diri, selama ini saya menjalani hidup ‘seperti seharusnya dan sesuai alur’, namun dari titik ini tidak ada lagi alur, saya adalah orang dewasa yang sepenuhnya menentukan nasib saya dan bertanggungjawab terhadapnya. Ketika saya menemukan tantangan yang sepatutnya saya lakukan adalah hadapi, ketika tidak bisa sendiri maka minta bantuan mentor/rekan/atasan. Namun kembali lagi semua itu tidak tanpa tantangan, pasti ada faktor X yang hanya dapat diatasi dengan izin Allah SWT. Sungguh sulit sekali rasanya disaat seperti ini saya malah diceramahi ibu untuk mendoakan orang lain, gak masuk di akal sehat saya, jujur, tapi bila kita ingat konsep beriman kepada malaikat, di kanan kiri kita ada malaikat yang meng-amin-kan doa kita dan agar doa tersebut kembali kepada kita.

Saya mengusahakan agar keluh kesah ini tidak menjadi pergumulan bagi saya ataupun malah memberikan energi negatif bagi orang lain. Blog ini saya konservasi apa adanya untuk tempat saya mengingat kembali diri saya dan perjalanan saya selama ini. Jika ada dari kalian yang membuka tulisan ini, congratulations, you’ve unlocked my inner feelings and thoughts, sesuatu yang hanya bisa saya sampaikan melalui tulisan, bukan lisan apalagi curhatan media sosial.

JKT48 was right, karena itulah satu hal yang penting selalu sesuai kata hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar