Mark merasa beruntung dan tidak beruntung menemui dirinya
masih hidup. Ia selamat dari kecelakaan dan masih memiliki HAB (rumah singgah
astronot) untuk melindunginya, namun sistem komunikasi rusak dan HAB hanya
dibuat bertahan 31 sol (hitungan hari Mars) dan tidak mungkin membuatnya
bertahan sampai tim penjelajah berikutnya (Ares 4) tiba.
Karena ia berada di Mars dan bukan bumi, kebutuhan hidup
menjadi lebih sulit dipenuhi dengan sumberdaya dan peralatan terbatas. Oksigen,
air, sumber makanan, listrik, komunikasi, semua diperhitungkannya ditambah
apabila sesuatu terjadi pada hab yang ditinggalinya atau alat penyokong
kehidupannya rusak, maka hidupnya tamat, dan Mark tidak ingin itu terjadi. Dilanda
banyak bencana dan kesialan, ia memanfaatkan keahlian teknik mesin dan ilmu
botani nya untuk memecahkan masalah dan mengatasi tantangan. Berkat humor dan
pola pikirnya yang penuh sarkasme, Mark selalu menemukan titik cerah pada tiap
masalah dan menjaga kewarasannya.
Mark Watney kini menjadi Sang penghuni Mars, lebih tepatnya
penjajah Mars. Namun ini tidak mengubah kenyataan bahwa waktu dia bisa bertahan
tidak banyak dan ia rindu dengan bumi, dengan bertemu manusia, apalagi
teman-teman penjelajah angkasanya.
Pemakaman Watney membuat banyak orang syok, mengetahui dia
masih hidup dan telah mendirikan daerah jajahannya lebih mengagetkan lagi,
apalagi untuk kru Ares 3. Ilmuwan NASA divisi Jet Propolsion Lab mendapat tugas untuk memberi bantuan hidup
Watney serta mencari cara untuk membawanya pulang belum lagi tantangan
komunikasi yang terputus. Persaingan dengan waktu membuat segala cara pintas,
manuver dan ide-ide gila menjadi kunci kesuksesan.
Andy Weir yang telah bekerja sebagai programer lab nasional
di usia 15 tahun ini, memberikan makna baru terhadap genre buku fiksi ilmiah,
tulisannya dalam novel The Martian ini dibuatnya se-ilmiah mungkin sehingga
memunculkan kesan nyata bahwa Mark Watney sedang benar-benar sendirian di Mars
memikirkan dan memperhitungkan segala cara agar dia bisa tetap hidup sampai ia
diselamatkan. Meski Andy Weir adalah
seorang ahli pemrograman, dia berhasil menceritakan dengan sangat baik bagaimana
Mark Watney bisa bertahan hidup dengan bercocok tanam kentang di mars
menggunakan tanah mars dan kotoran manusia. Ilmu kimia juga dicurahkan untuk
menceritakan proses membuat air dengan alat oksigenator dan bahan bakar roket
(hidrazine). Kerumitan dari proses kimia, konsep-konsep ilmiah serta
gagasan-gagasan berhasil diungkapkan dalam buku ini dengan sederhana dan mudah
dimengerti (setidaknya untuk ukuran anak SMA), itu sebabnya buku ini menjadi
rekomendasi penulis untuk fiksi ilmiah yang layak dibaca.
Kalian mungkin akan berpikir tentang kisah ini, mengapa
pemerintah dan NASA bersedia mengorbankan segalanya demi Mark Watney.
Kembalinya Mark Watney ke bumi aka menandakan perkembangan luar biasa dalam
ilmu perjalanan antariksa, rahasia bertahan hidupnya di planet Mars juga sangat
berguna bagi masa depan, terlebih, tolong-menolong adalah fitrah dari manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar