Assalamu’alaikum Wr. Wb
Para pembaca, saya kali ini akan berbagi pengalaman saya
menjadi anggota remaja masjid. Beberapa hari yang lalu, saya bergabung menjadi
remaja masjid Al Faizin, rawamangun. Saya pikir akan menjadi kesempatan yang
baik bagi saya untuk beramal baik, mendapat teman baru dan mengisi catatan Labscare saya. Kami berada dalam bimbingan Ustad Yasin yang juga aktif dalam organisasi
Qur’anic generation untuk remaja, dan bertanggungjawab kepada pengurus masjid
lainnya. Kami menentukan susunan: Kak Yusuf Farhan sebagai ketua, Kak Asca
sebagai sekretaris, Saya dan Adonis sebagai bendahara, Zaky dan Zalva sebagai bagian Hubungan
Masyarakat.
Penugasan pertama kami tidak lama setelah Remaja Masjid
dibentuk, yakni ikut berpartisipasi dalam memberikan santunan kepada anak
yatim.
Banyak anak yatim yang datang, ada juga orangtua yang tidak mampu, kira-kira 70 orang. Hari itu memang menyibukkan, angkat meja, angkat kursi, menyiapkan makanan dan lain-lain. Setelah berbuka bersama dan shalat Maghrib, bungkusan berisi sembako dan nasi boks dibagikan kepada mereka yang memiliki kupon. Alhamdulillah, semua kebagian dan masih ada sisa nasi boks untuk saya bawa pulang.
Banyak anak yatim yang datang, ada juga orangtua yang tidak mampu, kira-kira 70 orang. Hari itu memang menyibukkan, angkat meja, angkat kursi, menyiapkan makanan dan lain-lain. Setelah berbuka bersama dan shalat Maghrib, bungkusan berisi sembako dan nasi boks dibagikan kepada mereka yang memiliki kupon. Alhamdulillah, semua kebagian dan masih ada sisa nasi boks untuk saya bawa pulang.
Selesai dari itu, sampai selesai bulan Ramadhan kami diberi
jadwal untuk menjadi panitia Zakat. Kami diajarkan Pak Amri bagaimana membuat
kwitansi untuk zakat, membuat laporan, aturan zakat, dan akad saat menerima
zakat. Karena Kak Yusuf dan Kak Asca sudah fokus untuk masuk kuliah, yang
tersisa adalah anggota lain yang umurnya masih lebih muda daripada saya (saya
14 tahun), alhasil terjadi keributan di masjid. Si kembar Raffi dan Raffa
beserta kakaknya Zalva rajin ke masjid, tapi dua kembar itu sukanya bikin ribut
saja.
Itu salah satu
kendalanya, selanjutnya jadwal piket yang tidak berfungsi, karena yang lain
masih muda, jadi saya yang paling tua harus standby tiap hari kira-kira 4 jam
atau lebih. Yang terjadi adalah kebosanan hebat, dan mulai kurang kerjaan dan
petakilan. Yang membayar zakat pun tidak banyak, sampai saya menulis ini dalam
sehari hanya sekitaran 5 orang. Tapi setelah beberapa hari terbiasa menjadi
panitia, akhirnya sudah bisa membuat kwitansi dan laporan dengan baik.
Tugas kami selanjutnya adalah membantu dalam pelaksanaan
Shalat Ied, mungkin seperti membuat garis shaf dan mengawasi kotak amal.
Mudah-mudahan bisa berjalan lancar, bisa bekerjasama dengan baik, dan diberi
kesabaran. Saat ini anggota kami juga masih kurang, doakan akan terus bertambah
dengan remaja-remaja beriman lain, aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar