Sabtu-Minggu lalu (10-11 Mei) saya diajak jalan-jalan
refreshing bersama keluarga Bude Ira, katanya dalam rangka refreshing setelah
sepupu saya Tika selesai UN SMP dan ulang tahun Bude Ira. Kebetulan seminggu
selama Ujian Nasional SMP saya hanya bengong dirumah saja, jadi ajakan
jalan-jalan itu terasa menyenangkan sekali. Saya tanya Bude Ira, mau kemana? Ke
Pangalengan, Bandung. Acara utamanya rafting dan jalan-jalan di kebun teh, wah,
ini pengalaman pertama rafting, rasanya makin seru saja. Kali ini hanya saya
dan keluarga Bude Ira yang ikut, jadi rasanya lebih leluasa.
Sabtu pagi, saya dijemput naik Innova yang dikendarai Pade
Sonny, pertama kalinya saya sudah siap duluan sebelum rombongan. Perjalanannya
lama, naik jalan tol ada sekitar 3 jam lebih, Pangalengan ada di daerah gunung,
suasananya dingin sedangkan kota Bandung panas. Panduan jalannya adalah
print-an dari google maps yang isinya Turn right, Turn left, Slight left dsb.
Petunjuknya sesat, jadi kami tanya orang dan mengecek peta lagi. Jam 11 kami
sampai di Hotel Citere dan katanya belum ada kamar, jadi kami taruh koper dan
pergi rafting dulu :D
Tempat raftingnya di Situ Cileunca, naik mobil kurang dari
setengah jam. Situ Cileunca itu sebuah danau besar sekali yang airnya dibendung
menjadi sungai untuk kita rafting ini, airnya tidak ada sampah tapi tidak bisa
dibilang begitu bersih juga. Karena hanya berempat, kami start bersama
rombongan lain, hotel menyediakan paket rafting dengan rombongan hingga 40
orang. Perahu dibawa ke danau dan kami latihan mendayung sampai tiba di sungai,
ternyata mendayung itu sangat berat (buat saya) berat dan tekniknya yang masih
salah. Ada lagi briefing apabila mendekati sebuah jeram, pada aba-aba BUM!
Semua duduk jongkok di dasar kapal, kalau tidak nanti jatuh.
Di bendungan, perahu karet dibawa menyebrang jalan, turun
bukit, dan masuk ke sungai. Pade Sonny sudah prepare dengan kacamata dan topi
renangnya duduk dengan mantap didepan, saya dan Mba Tika duduk ditengah, dan
Bude Ira duduk dibelakang. Instruktur kami namanya Kang Jawa (aneh?) duduk
diujung-ujung kapal mendayung jaga-jaga kalau yang didepan mendayungnya ngasal.
Tiga detik mendayung langsung aba-aba BUM! semua buru-buru jongkok di lantai
perahu, timing-nya beda-beda, tiba-tiba langsung air semua.
Sungainya memiliki 17 jeram, yang paling besar namanya Jeram
Domba dan Jeram Sapi(?) tak lama setelah waktu tenang tiba-tiba jeram lagi,
kali ini jatuhnya miring, Pade Sonny dengan kacamata renang menyaksikkan
detik-detik jeburan (mantap) sementara saya minum air kali. Jeram Sapi
datang, jatuhnya ada mungkin tiga kali
sampai-sampai fotonya cuma cipratan air, mau nafas malah disemprot air, kali
ini Mba Tika juga ikut minum air kali. Setelah jeram, lebih banyak batu di kali
muncul sampai perahu tersangkut dan harus jingkrak-jingkrakan di perahu agar
bisa lepas.
Benar-benar pengalaman yang heboh, tapi karena ada Bude Ira
ikut, Kang Jawa jadi main aman, rombongan start kita ada yang merasa kurang
basah sampai berenang dulu saat sampai. Setelah itu mandi dan makan, makan di
warung pinggir danau, makanannya berlimpah, rasanya standar tapi entah kenapa
ludes semua. Sambil makan kita belanja, dilayani pedagang kaki lima yang mampir
jualan stroberi, permen dan dodol susu. Oleh-olehnya segala sesuatu yang ada
susu, tapi entah pengalengan susunya dimana....