Kamis, 25 Juni 2015

Al Fatih 1453: Battle of Varna - Kisah Sang Penakluk

Muhammad Al Fatih adalah orang yang dijanjikan rasul untuk menaklukkan Konstantinopel. Telah beberapa generasi sultan telah mencoba menaklukkan benteng raksasa itu, tetapi dialah yang memiliki kekuatan fisik, akal, dan iman yang berhasil menundukkan benteng Konstantnopel yang gagah. Buku biografi Muhammad Al Fatih yang populer ditulis oleh ustad Felix Siauw berjudul: “Muhammad Al Fatih 1453” sudah sukses menambah wawasan banyak orang dengan cara penyampaian Felix Siauw yang khas. Supaya lebih banyak orang membaca mengenai sejarah islam, maka dicetaklah seri buku baru, bukan buku, namun Komik. Komik ini ber-seri, seri yang saya ulas adalah: “Al Fatih 1453: Battle of Varna”.




Berawal di Edirne, ibukota Turki Utsmani tahun 1432, lahirlah ke dunia seorang bayi laki-laki dari Sultan Murad II dan Huma Hatun bernama Mehmed. Mehmed dibesarkan dengan cita-cita untuk menaklukkan konstantinopel, cita-cita ini sangat mulia karena merupakan janji Rasulullah, impian sultan-sultan sebelumnya, apalagi didorong dengan semangat Ghazi, semangat pahlawan yang berjuang menyebarkan agama Islam. Kota Konstantinopel menjadi penghubung dua samudra dan dua benua, kota yang berdiri ribuan tahun karena pertahanannya yang luar biasa, berada di tengah laut yang deras, serta dilindungi tiga lapisan tembok yang terbesar tingginya 10 meter. Mehmed dididik di kota Amasya, tempat berbagai pemimpin belajar, selain itu ia menempa keahliannya dalam berpedang, memanah, dan menguatkan imannya kepada Allah, terus memohon agar Allah mengizinkannya menaklukkan Konstantinopel.


Akan tetapi, perjalanan Mehmed tidak selalu mudah, ia sempat kehilangan semangat sepeninggal saudara-saudaranya. Seluruh kerajaan dalam keadaan berduka, namun Syeikh Aaq Syamsuddin tetap menghibur dan menyemangati Mehmed agar meneruskan cita-cita saudaranya. Mehmed menjadi semakin terpacu untuk menjadi pemimpin hebat dan meningkatkan iman dan mempelajari keahlian-keahlian baru.

Sementara di suatu negeri di Eropa, raja Polandia-Hungaria Vladislaus dan penasihat militernya John Hunyadi bersatu membangun kekuatan. Mereka pemimpin yang cerdas dan kejam, menguasai angkatan perang bersenjata, dan yang dipikirannya adalah menyingkirkan musuh tuhan, orang-orang Turki Utsmani dari muka bumi. Mereka memaklumkan Perang Salib terhadap Turki Utsmani, bangsa Turki mengalami kekalahan dan terpaksa menandatangani perjanjian damai di Szeged. Raja Vladislaus tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan Turki Utsmani.


Di saat genting seperti itu, Sultan Murad II meneruskan tahtanya kepada Mehmed, akibatnya laporan mengenai kekacauan semakin banyak karena Menmed belum sepenuhnya matang untuk menjadi seorang Sultan. Raja Vladislaus bergegas mengumpulkan pemimpin-pemimpin Eropa untuk menjalankan perang suci terhadap Turki Utsmani, kapal-kapal pun dierahkan untuk memblokade sekitar Amasya. Mimpi Mehmed untuk menaklukkan Konstantinopel harus dibendung dulu, dengan keadaan bingung dan putus asa, ia menyurati ayahnya yang sibuk beribadah di Amasya. Mehmed meminta bantuan ayahnya dalam menghadapi ancaman yang sangat dekat, yakni pecahnya Perang di Varna, perang ini yang akan menjadi pembuka bagi Konstantinopel-

Kelebihan buku ini adalah ia mengemas sejarah Islam yang menarik tapi panjang dan sulit dimengerti menjadi sebuah komik penuh ilustrasi gaya “komik superhero” yang mudah dimengerti dan seru dibaca. Cover buku menarik untuk dilihat, apalagi isinya yang juga full color. Diantara cerita diselipkan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersangkutan. Tulisannya besar dan mudah dibaca.

Kekurangan buku ini warna di latar tempat tertentu terlihat terlalu dominan sehingga agak mengganggu, dan tidak disediakan pembatas buku.


Kesimpulannya, buku ini saya sarankan dibaca untuk menambah pengetahuan sejarah Islam, setiap bagian dijelaskan dengan baik sehingga orang yang belum tahu Muhammad Al Fatih bisa mengerti. Ustad Felix Siauw memang pandai membuat buku Islam yang berbeda dari yang lain sehingga minat orang membaca buku Islam semakin tinggi.